www.bankkamu.blogspot.com

blog ini khusus untuk menyimpan artikel artikel dan bisnis terutama bisnis yang berbasis on line di dunia maya internet.mohon maaf jika masih banyak kekurangan baik dari segi artistik blog dan isi jauh dari sempurna.kami masih banyak butuh bimbingan dan arahan serta kritikan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan blog kami ini.trima kasih telah mau berkunjung di rumah kami ini...www.bankkamu.blogspot.com.

Senin, 13 Desember 2010

corat coret di tembok facebook aja

Melihat seorang bapak yang telah memutih rambutnya mengecat sesisi tembok kokoh plengkung Nirbaya, Plengkung Gading, siang lalu, hati ini merasa miris. Betapa tidak, bisa dibayangkan tak lama setelah semua sisi bangunan tua ini putih kembali, coretan-coretan dengan cat semprot berbagai warna akan segera muncul, bak goresan awal lukisan di atas kanvas kosong yang masih bersih. Sungguh malang nasib bengunan-bangunan bersejarah di kota yogya, selamat dari ganasnya gerusan cuaca dan usia, namun tak bisa lolos dari tangan-tangan jahil nan durhaka.


vandalism di ruang publik
Fenomena corat-coret tembok semakin marak akhir-akhir ini, disetiap sudut kota dimana kita melemparkan pandangan, pastilah kita akan menjumpainya. Variasinya pun semakin beragam, dari sekedar coretan inisial nama kelompok di tembok, hingga mulai gambar-gambar unik yang artisitik. Mengenai pelakunya, tak diragukan lagi, sebagian besar aksi corat-coter ini dilakukan oleh remaja. Hal ini dapat kita ketahui langsung dari jejak yang ditinggalkan dalam coretan tersebut, biasanya dibelakang inisial kelompok, terdapat angka yang menunjukkan identitas angkatan sang pelaku coret-coret, sebagian besar coretan yang penulis jumpai bertuliskan angka antara 08-010 angka yang mencerminkan angkatan masuk atau kelulusan di suatu sekolah.

Fenomena ini sangat penting dikaji lebih mendalam untuk menemukan penanganan yang paling tepat mengingat semakin lama dampak merugikan yang ditimbulkannya semakin meluas. Untuk menghentikan suatu perliku dapat kita mulai dengan mengetahui penyebab kemunculan perilaku tersebut, agar intervensi kita untuk mengubah perilaku tersebut lebih tepat dan dengan harapan hasilnya relatif permanen.



Jika kita memahami tahapan perkembangan yang sedang dilalui remaja, kita akan sedikit mengerti, mengapa perilaku vandalisme semacam ini muncul. Perilaku coret-coret di kalangan remaja menunjukkan betapa remaja, anak-anak yang baru saja merasa dewasa ini, memiliki kebutuhan akan eksistensi. Mereka ingin keberadaan mereka diakui. Bisa dimaklumi, masa-masa yang sedang mereka lewati ini merupakan masa krisis status, masa dimana remaja belum bisa memasuki pranata sosial usia dewasa dengan aktif bermasyarakat namun juga sudah dirasa tidak pantas lagi untuk berpolah dan bergaul bersama anak-anak. Identitas mereka kabur, mengambang. Karena itulah para anak yang baru gede ini sangat ingin diakui, dihargai keberadaannya. Mencoretkan nama dan nama kelompok mereka di tembok-tembok kota mereka rasa mampu menjadi sarananya.

Sering juga kita jumpai, coretan-coretan di tembok ini, tak sekedar berisi inisial kelompok, tapi kadang berisi curahan perasaan. “XYZ- sedang sedih….by : budi ” JXX jatuh cinta lagi” “VWX Lulus Smua by : kabeh” tulisan tulisan semacam ini beberapa kali penulis jumpai. Menarik. Karena ternyata hal-hal yang kita sangka masuk dalam wilayah privat, ternyata di publish ke publik dan tentu saja dengan tujuan agar orang lain mengetahuinya.

Remaja oh remaja. Pada usia ini, kita pun mungkin pernah atau sedang mengalaminya, remaja mengalami apa yang disebut sebagai “personal fable”. Mereka merasa sedang menjadi aktor utama dalamsebuah film yang berjudul KEHIDUPANKU. Remaja merasa setiap orang memperhatikan gerak-geriknya, setiap mata tertuju padanya. Tak heran, waktu SMP dulu, potongan rambut kita sedikit salah saja kita merasa dunia menjadi sempit dan merasa lebih baik tidak sekolah,..padahal sebenarnya..siapa juga yang peduli dengan urusan rambut kita….. Mereka, merasa, jika sedang sedih karena patah hati, semua orang harus merasakan atau minimal mengetahuinya, “Nih Lho..aku sedang sediih…!” Jika sedang senang mereka pun merasa demikian. Semua orang harus tahu segala sesuatu tentang diriku. Masing2 mereka adalah tokoh utama, dan warga bumi yang lain adalah penontonnya.

Ya, begitulah remaja, dan begitu pulalah dahulu diri kita, karena itu, jangan tertawa.. Yang harus kita pikirkan sekarang adalah, bagaimana mensiasati keadaan psikologis remaja yang seperti ini agar tidak mengarah pada perilaku destruktif vandalis seperti yang sering kita jumpai.

Karena akar permasalahnnya adalah soal eksistensi, status, dan identitas, maka solusi yang harus kita berikanpun harus mengarah kepada poin-poin pokok itu. Remaja butuh diakui keberadaaanya, butuh diperhatikan perasaan dan tingkah lakunya, karena itu…kita fasilitasi, kita penuhi apa yang menjadi kebutuhannya. Jika sarana-sarana unjuk diri yang positif yang sudah diupayakan disediakan , seperti lomba, kontes, parade band dsb, tidak jua membawa hasil, bisa jadi karena ajang2 semacam itu, hanya akan menyentuh kalangan remaja yang memang high achiever…mereka yang memang kebutuhan akan prestasinya tinggi. Kegiatan-kegiatan ini tidak bisa mengalihkan remaja gangster -yang umumnya rebel dan low achiever-untuk terus menunjukkan dirinya dengan coret-coret.

Beruntunglah belakangan ini kita mengenal situs-situs jejaring sosial di internet. Facebook, Twiter, plurk dan sebagainya. Dengan memiliki akun di situs ini, kita bisa mengabarkan kepada seluruh dunia tentang apa yang kita rasakan kita pikirkan, apa yang sedang kita lakukan, apa saja agenda kita hari ini, dan apa saja. Apa saja mengenai diri kita. Dengan Facebook, twitter, ataupun plurk, yang sekarang bisa dengan mudahnya diakses menggunkan ponsel, kita bisa meng-update status kita kapan saja dimana saja. Orang lain, teman-teman kita yang juga terhubung dapat mengetahui setiap apa yang kita lakukan jika kita mempost kannya di akun kita. Sarana ini menjadi semacam mini blog, diary yang bisa diakses oleh publik.

Jika memang para remaja membutuhkan pengakuan atas eksistensinya, membutuhkan perhatian dari banyak orang, maka facebook, plurk, twitter dan situs2 serupa inilah jalannya. Murah, mudah, bisa dilakukan dimana saja, dan yang jelas hampir tak ada resiko. Bandingkan dengan mencorat-coret tembok, ongkos mahal, sangat tidak update, dan beresiko tertangkap petugas keamamanan.

Dengan facebook, cukup nyalakan laptop atau ke warnet dan post kan sesuatu mengenai diri kita, maka ratusan atau bahkan ribuan orang yang terhubung dengan kita akan membacanya bahkan bisa memberikan komentarnya. Terlebih lagi dengan kemampuan handphone yang semakin lengkap belakangan ini, semua handphone yang memiliki fasilitas GPRS mampu mengakakses internet dengan mudah dan murah, bahkan konon, online mengunakan hape terasa jauh lebih menyenangkan karena status yang kita post kan akan sangat dinamis dan update.

Perhatian dan pengakuan yang dibutuhkan remaja akan terpenuhi dengan munculnya komentar-komentar atau respon dari rekan-rekan atau seiapapun yang membaca status mereka. Respon yang masuk menunjukkan bahwa dirinya diperhatikan, menunjukkan bahwa dirinya memang benar-benar ada.

Jika memang remaja mencorat-coret untuk eksistensi, untuk unjuk gigi, maka saya sangat meyakini, maraknya penggunaan situs-situs jejaring sosial ini akan mampu menjadi bagian dari solusi, atau minimal mengurangi perilaku destruktif remaja ini.

Tidak ada komentar: